Wednesday, 18 March 2015

Aku tidak mau itu

Sedih. Itu sebenarnya yang aku rasakan, ketika kamu begitu teguh untuk melanjutkan kerianganmu bersama mereka. Egois. Itu yang aku sangkakan ke kamu kala itu. Aku yang tidak berdaya menahanmu, dan aku juga tidak mau itu. Aku yang tidak bisa mengikutimu, dan aku juga tidak mau untuk itu. Bukan...Bukan karena aku tidak mau mengimbangimu. Tapi perasaanku...perasaan malasku, perasaan khawatirku, dan perasaan ketidaknyamananku. Ini prinsip. Aku tidak mau untuk melanggar prinsipku.

Aku diantaran kesedihan dan pengorbananku. Aku tahu, bahagia adalah hakmu. Sementara aku, lupakanlah apa yang seharusnya menjadi hakku. Aku sudah terbiasa dengan ketidakmampuan atas hakku. Dari dulu.

Aku termangu diantara memori akan cita-citaku. Ah sudahlah. Ingin rasanya mengubur dalam cita-cita yang sempat tertanam di kepalaku kala itu. Sejak janji suci itu, aku benamkan cita-citaku. Cita-cita yang jauh panggang dari api. Ah sudahlah, aku tidak ingin mengorek semua pengorbananku. Aku hanya ingin berbelok ke cita-cita yang lain. Dan, kali ini...ah sudahlah...cita-cita yang lainpun hampir lebur dimakan egoisme diri.

Biarkanlah...Aku tidak mau itu. Tuhan Maha Tahu, aku mencoba ikhlas atas takdirku.


(Aku dan egoku)



No comments: